Sabtu pagi, sebuah alarm handphone berdering di samping seorang wanita yang masih berusia 20 tahun. Wanita ini adalah mahasiswa di salah satu Universitas terbaik di kotanya, Universitas Sriwijaya. Sepertinya ia panik sekali mendengar suara alarm di sampingnya sehingga alarm tersebut segera ia raba dan seketika itu juga ia matikan. Jam di handphone menunjukkan pukul 3 pagi. Ah, rupanya ia ingin melaksanakan shalat tahajud. Namun, ia kelihatan sangat lelah sekali, sehingga ia memutuskan untuk bolos malam ini. Diaturnya lagi alarm tadi dan dirinya kembali terlelap. Zzzz.
Kemudian alarm berbunyi pada pukul 5 pagi. Kali ini ia memaksakan untuk bangun meski ia merasa berat dan badannya masih terasa letih, ia takkan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba Allah Yang Maha Esa. Prinsipnya, jika belum sanggup istiqomah menjalankan ibadah sunah, maka seenggaknya jangan pernah tinggalkan ibadah yang wajib, jangan pernah sekali-kali mencoba untuk melanggar aturan wajibnya. Tidak ada tawar-menawar untuk yang satu ini. Laksanakan semampunya. Bila tak bisa sholat berdiri, maka duduk. Tak bisa duduk, maka berbaring atau dengan isyarat juga boleh. Allah sudah terlalu baik bagi hambaNya. Ia merasa malu pada Dia yang Maha Baik bila shalat saja malas.
Setelah selesai melaksanakan sholat subuh, ia memikirkan apa saja tugas kuliah untuk seminggu ke depan. Ia selalu seperti itu. Bagi dia, hari libur adalah hari yang tepat untuk menuntaskan semua tugas kuliah untuk seminggu ke depan, bukan untuk menghabiskan waktu dengan bersantai-santai menikmati uluran waktu. Yah, meskipun liburan juga penting baginya, tapi ia pandai menempatkan situasi dan hari ini ia memutuskan untuk berlibur dengan tugas. Ia tidak bisa tenang bila belum menyentuh tugas sedikitpun. Meskipun pada akhirnya ia tetap tak bisa menyelesaikan semua tugas tersebut, ia takkan menyesal dan tidak pula menyerah, setidaknya ia telah berusaha dan memiliki gambaran tentang apa yang harus ia pelajari lagi di kemudian hari.
Hm, rupanya kali ini ia juga mendapat tugas untuk menulis sebuah karangan tentang "rutinitas". Meskipun ia sangat gemar menulis, ia takkan berani meremehkan yang namanya tugas kuliah. Menurut ia, tugas kuliah itu seperti kematian. Sebagaimana kematian ada yang khusnul khotimah dan ada yang su'ul khotimah. Dan semua itu sangat tergantung dari usaha masing-masing. sedangkan hasil akhirnya bisa kita tahu setelah berakhir. Seperti itu juga tugas, ia bisa tenang bila sudah melihat hasil akhirnya. Ia berharap sebagaimana khusnul khotimah dalam kematian, tugasnyapun bisa mendapatkan nilai terbaik. Aamiin.
Berbicara tentang rutinitas, pandangan wanita itu selalu mengarah pada sosok kuliah, kuliah dan kuliah. Baginya, kuliah selalu mendominasi waktu untuk sebagian remaja seusia dirinya dalam naungan rutinitas. Ketika seorang dosen memberi ia tugas tentang sebuah karangan mengenai rutinitas, pikirannya langsung berkutat pada kuliah. Yah, meskipun tidak 100% diisi oleh kuliah itu sendiri.
Hari ini, pada tanggal 24 Maret 2012, seperti biasa, setiap kali hari libur, tubuhnya selalu enggan bangun pagi. Enggan mandi pagi. Sholat subuhpun jam 05:15 WIB tadi. Setelah mencoba mengerjakan tugas, ia kembali merebahkan badan di atas kasur, membuka blackberry sebentar untuk sekedar mengintip status orang, mencari tau apa saja kegiatan mereka hari ini. Ah, ternyata tidak jauh berbeda. Ada yang bilang, "Hoaamm, masih ngantuk.." atau yang lain bilang "Lapeerrr". Tak lama dari itu si wanita meraba headset di sampingnya, agak kusut namun sepertinya ia sudah mahir dalam menanganinya. Dalam hitungan detik, headset itu sudah terpasang di telinganya, bersiap untuk menekan tombol "putar" di playlistnya.
Setelah mendengar tiga lagu, matanya mulai sayu. Tak lama kemudian ia tertidur. Zzzz.
***
bersambung..
bersambung..
No comments:
Post a Comment