Saturday, March 3, 2012

Bukan Suka Atau Benci. Tapi Sayang..

Berkali-kali kubuka buku, membaca pengalaman orang-orang terdahulu, menyelami fenomena di sekitar demi mencari potongan definisi tentang apa yang sedang kurasakan terhadapmu; kenapa aku teramat membencimu?

***

Kesalahanku adalah membenci kamu, sama seperti kesalahanku terdahulu pernah menyukai kamu. And you know what? Benci selalu menyakitkan, dan membenci orang yang pernah kamu sukai, jauh lebih menyakitkan daripada membenci orang yang sudah dari awal tidak kamu sukai.

Harusnya aku tak perlu membenci kamu, sebagaimana aku juga tak perlu menyukai kamu. Kamu, sebagaimana manusia yang lain memang ada bukan untuk disuka atau dibenci. Menyukai dan membenci kamu adalah sama-sama kesalahan. Dan aku melakukan dua kesalahan berturut-turut.

Harusnya dari dulu aku mengerti, kalau setiap orang memiliki sisi baik dan sisi buruk. Tak mungkin semuanya baik. Tak mungkin tak ada yang buruk. Termasuk aku dan kamu. Punya sisi baik dan sisi buruk masing-masing.

Harusnya aku tak perlu rumit-rumit membedakan manusia, termasuk kamu yang ada di dalamnya, dengan pengelompokkan yang aneh-aneh. Golongan ini, golongan itu, atau golongan manapun yang kadang terlalalu egois merasa golongannya sendiri yang paling baik. Sederhana saja. Ada orang baik, ada orang buruk. Orang baik adalah mereka yang melakukan kebaikan. Orang buruk adalah mereka yang melakukan keburukan. Sudah. Cukup. Selesai. Karena setiap orang punya sisi baik dan sisi buruk, ada saatnya kita melakukan kebaikan, ada saatnya kita melakukan keburukan. Ada saatnya kita menjadi orang baik, ada saatnya kita menjadi orang buruk. Terkait intensitasnya, tentu saja berbeda satu sama yang lainnya.

Harusnya aku juga memahami, kalaupun harus ada benci diantara kita, benci itu hanya boleh diperuntukkan untuk keburukan kita. Dan kita masih punya sisi baik untuk disukai. Pun begitu dengan rasa suka, kalaupun aku harus menyukai kamu, aku cukup menyukai sisi baik kamu. Aku harus tetap memiliki ruang benci untuk sisi buruk kamu. Sebagaimana aku juga harus menyisakan ruang benci untuk keburukanku sendiri. Dengan begitu, harusnya aku juga bisa lebih adil dan rasional untuk membenci dan menyukai kamu. Tidak mengutamakan perasaan semata.

Kamu, sebagaimana manusia yang lainnya memang ada bukan untuk disukai atau dibenci. Tapi untuk saling sayang-menyayangi. Rasa sayang bermetamorfosis menjadi kebahagiaan tertentu ketika melihat kebaikan dan keberhasilan orang lain. Rasa sayang yang kadang berwujud maaf. Rasa sayang yang kadang menjelma menjadi marah atas keburukan orang lain, tapi marahnya marah sayang, bukan marah benci. Marah karena tidak ingin orang lain salah, marah karena ingin melihat orang lain lebih baik, marah yang berujung pada perubahan yang lebih baik, bukan marah karena tersakiti atau terdzolimi.

Aku tak mau lagi membenci atau menyukai kamu. Aku hanya ingin menyayangi kamu. Dan jujur, aku masih perlu banyak-banyak menata hati agar bisa menyayangi kamu.

No comments:

Post a Comment