Ada kebijaksanaan di balik 'diam'. Kita bisa melihat apa yang tak terlihat lewat diam. Itulah kenapa Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kita lebih banyak 'mendengar' daripada 'bicara'. Dua kaki, dua tangan, dua mata, agar kita lebih banyak 'mengerjakan', 'melangkah' dan 'mengamati' daripada banyak omong yang berujung pada omong kosong atau malah ngomongin orang.
Diam tak berarti tak melakukan apapun, justru dengan diam, insting kita yang sedang bekerja. Justru lewat diam, indera perasa kita yang sedang bekerja, mengasah emosional.
Manusia terbaik itu berpesan, "Berkata baik atau DIAM". Artinya, jika kita tak mampu berkata baik, lebih baik diam. Lebih baik belajar. Banyak mendengar untuk bicara. Banyak membaca untuk menulis. :)
NB : Terinspirasi dari status Tere Liye (Penulis novel 'Hafalan Shalat Delisha', 'Bidadari-bidadari Surga', 'Moga Bunda Disayang Allah')
"Tidak pernah orang yang banyak bicara itu disebut pintar, pun juga bijak. Juga tidak pernah orang yang selalu bicara setiap hal disebut jenius, pun juga cendekia. Melainkan orang-orang yang tahu persis kapan harus bicara, kapan harus diam. Melainkan orang-orang yang tahu persis dia paham masalahnya maka dia angkat bicara, jika tidak, dia memilih diam."
No comments:
Post a Comment