Monday, January 20, 2014

Diary Kesyukuran

Akhir-akhir ini aku mencoba kebiasaan baru, ada banyak hal baru yang coba aku tambahkan dalam daily activities. Adalah jeda. Berhenti sejenak untuk menengok ke belakang. Bukan untuk menyesali yang telah terjadi. Melainkan melebihkan syukur di atas segala-galanya. Meski seberapa banyak kepedihan disana. Aku sekarang banyak belajar dari setiap kesedihan, kegagalan, pun kejatuhan. Artinya. Kepedihan-pun termasuk dalam daftar syukurku.



Salah satu kebiasaan baruku adalah menulis di 'Diary Kesyukuran'. Buku khusus yang aku dapatkan dari hadiah lulusan terbaik kemarin. Tak satu haripun aku lewatkan tanpa menulis 10 hal yang aku syukuri dalam hidup ini (minimal 10). Kalian tahu rasanya setelah menulis itu? Janji Tuhan sungguh selalu benar. Hanya orang-orang yang pandai bersyukur yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Bisa juga diartikan, hanya orang-orang yang pandai bersyukur yang SELALU MERASA BAHAGIA. Benar. Ada perasaan bahagia, senang, gembira atau apalah namanya ketika aku mencoba mencatat nikmatNya setiap hari (Meski aku tau nikmatNya takkan cukup untuk dituliskan).

Menginjak tahun 2014. Bentuk syukur lainnya, aku tuangkan dengan merevisi jalan kehidupanku, mencoba menata masa depan. Meski sekarang belum apa-apa di mata makhluk bernama manusia. Tapi aku sudah tahu pasti hendak kemana aku melangkah. Visi-misi hidupku selalu aku junjung tinggi. Setiap dahi ini menyatu dengan sajadah, setiap itulah aku mengikrarkan visi-misiku di hadapanNya.

"Bersyukur ketika bahagia itu sudah biasa. Bersyukur ketika dihadapkan dengan ujian, kesulitan, kesempitan. Nah, itu baru luar biasa. Bagiku, sabar adalah bentuk kesyukuran di kala sukar."