Saturday, September 24, 2011

Mereka, Sumber Motivasiku :))

Bismillah..


Kembali. Jemari ini menari-nari di atas deretan keyboard yang amat dirindukan oleh seorang wanita pencinta sastra, sastra menulis. Ya, menulis. Sebuah kegiatan yang mampu menetralisir emosi jiwa yang meluap-luapkan kerinduan teramat mendalam akan karya sederhana penentram hati, perangkai asa, pemompa semangat, penyejuk sukma. Hanya sosok wanita biasa yang selalu terinspirasi dari sosok penulis tersohor alumni Universitas Al-azhar, kairo. Habiburrahman El-Shirazy.

***

Ditemani alunan instrument ESQ yang tak kalah syahdunya dengan tarian jemari yang begitu lincah memainkan deretan alphabet dengan riangnya menanti giliran masing-masing. Seperti menanti makanan di DU a.k.a Dapur Umum kala saya SMA dahulu. Ah, SMA. Begitu terukir indah dalam sudut hati ini tentang memori SMA, SMA dan SMA, rasanya takkan pernah habis untuk dituliskan berjuta cerita, beraneka rasa kasak-kusuk dalam kompleks SMAN GAUL, madrasah terbaik untuk kaum kawula muda akan pentingnya ‘kedisiplinan’. Tentu saja ada penopang unggul dibalik kekuatan pondasi megah di seantaro GAUL tersebut, mereka adalah cendikiawan terhebat, orangtua ke dua setelah orangtua di rumah, merekalah sang pembangun pondasi itu, ibu/bapak guru terunggul, yang selalu terpatri dalam relung hati. Mudah-mudahan Allah membalas berlipat-lipat semua tetes keringat kalian dalam menuangkan sedikit demi sedikit ilmu dengan penuh kesabaran kepada kami, siswa-siswi bandel yang tak tau terima kasih ini. Maafkan kami duhai pahlawan tanpa tanda jasa :’)

Orangtua adalah sosok motivator tertulus dalam sejarah. Orangtua di rumah, orangtua di sekolah, orangtua di kampus. Saya percaya setiap mereka memiliki visi dan misi yang sama. Memberikan ilmu yang mereka punya, bahkan lebih dari itu, menginginkan saya –kita- bisa jauh lebih sukses dari mereka. Itulah sang motivator ulung terdekat kita. Melalui merekalah ilmu Allah Yang Subhanallah Maha luas sekali diamanahkan. Melalui merekalah kita dikenalkan dengan Tuhan, dengan bumi, dengan langit dan semua kejadian yang kita tak tau sebelumnya. Sebuah profesi yang merupakan sumber dari segala sumber. Artinya, semua profesi, baik itu dokter, polisi, penulis, pegawai, dan semuanya belajar dan bersumber dari sosok pendidik yang luar biasa. Terima kasih kami ucapkan wahai orangtua-orangtua kami tercinta. Tanpa kalian, saya –kami- takkan jadi apa-apa. Jasa kalian takkan terhapus oleh peradaban zaman hingga akhir masa.
Ya Allah, jadikanlah setiap huruf yang mereka ajarkan kepada kami sebagai pahala dan ampunan yang berlipat-lipat dari-Mu. Allah Maha Pengasih. Allah Maha Pengampun :’)

***

Ilmu ? Untuk apa sih ilmu, buktinya banyak orang yang jauh lebih sukses tanpa harus sekolah atau kuliah dahulu. Tanpa harus berlelah-lelah membaca dan menulis bertahun-tahun. Tanpa harus membuang-buang waktu di atas bangku. Dan tanpa-tanpa lainnya. *Halahh :D*
Hmm.. Itulah pikiran sempit yang selalu ingin serba instant dan melihat sesuatu hanya dari satu sisi saja.
Taukah kita, apakah yang pertama kali diperintahkan Allah kepada Muhammad, rasul teladan akhir zaman ??
Yah.. Tuhan memerintahkan untuk “Membaca dan Menulis” (Qs. Al-'alaq). Supaya apa ? Tidak lain dan tidak bukan supaya kita berilmu, supaya kita tau, supaya kita bisa membaca alam semesta, membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Coba deh cari di internet tentang isi kandungan surat Al-'alaq ini. Jangan hanya membaca artinya saja. Niscaya kita akan tau betapa terperinci dan luasnya makna surat ini. Subhanallah sekali yaa.. ^_^

Bayangkan apabila kita ingin pergi ke hutan, tanpa mengetahui hutan itu seperti apa dan bagaimana, tentu kita akan tersesat tak tentu arah, ga ada bekal, di serang binatang buas. Bandingkanlah dengan orang yang berilmu. Dengan ilmu, kita tau seperti apa dan bagaimana keadaan hutan belantara itu sebelum kita terjun ke sana, sehingga kita akan membawa peta agar tak salah jalan, membawa bekal, mengatur siasat untuk menghadapi binatang buas dan bencana-bencana lain yang mungkin terjadi.

Bahkan begitu spesialnya orang yang berilmu, sampai-sampai Allah mengangkat derajatnya. (Coba dibaca juga terjemahan Al-Quran kita dan Al-hadist yang membahas tentang ini). Mengapa orang yang jarang beribadah tapi berilmu lebih utama dari orang yang selalu beribadah tapi tak berilmu ??
Ya, Karena dalam beribadah juga kita harus punya ilmu, mana yang wajib, mana yang sunnah, mana yang haram, bagaimana membaca Al-Quran yang benar dengan tajwidnya, dan sebagainya). Nah, apalagi jika orang yang berilmu itu ahli ibadah. Tentu dia lebih tinggi derajatnya di mata sang Khalik.
Subhanallah, hidup ini memang harus belajar yaa. Sejak kita lahir hingga akhir hayat. Sejak bayi, kita telah belajar, belajar berbicara, berjalan, hingga kemudian berlari, belajar sabar, belajar menghargai dan sebagainya.

Tidak ada kata terlambat untuk berubah, untuk terus memperbaiki diri. Selagi nafas masih berhembus, nadi masih berdenyut, jantung masih berdegup. Sebusuk apapun kita, sehitam apapun hati kita, selama kita sadar, menyesal, dan taubat yang sebenarnya, Dia tidak akan menyia-nyiakan ketulusan kita.

Allah Maha Baik, Selangkah kita mendekat, seribu langkah Dia merapat..
Tetaplah berbuat baik, meski semua orang menyalahartikan niat baik kita, meski tak ada yang melihat kebaikan itu. Yakinlah Allah Maha Melihat ketulusanmu. Karena ketulusan, keikhlasan itu hubungannya dengan Tuhan.. Terus semangat dalam menuntut ilmu, dengan sungguh-sungguh dan sabar. Man Jadda Wajada. Man Shabara Zhafira..! ^_^

Alhamdulillah..