Saat usiaku mulai baligh, mama mewajibkanku untuk sholat 5 waktu, akan tetapi aku masih sering bolong-bolong meski sudah dipaksa. Aku tak tau betapa Allah mewajibkan sholat, hingga sholatlah sebagai tiang agama, yaitu tidak akan diperhitungkan amal ibadah lain apabila sholatnya belum benar. Karena semua butuh proses.
Saat memasuki SMA, papa menyuruhku untuk menutup aurat, akan tetapi aku belum mau, alasanku belum siap dan ingin menjilbabi hati dahulu. Menurutku, jilbab itu identik dengan kuper, sok alim, dsb. Astaghfirullah. Karena semua butuh proses.
Saat mulai hidup berasrama di SMAN GAUL, aku mulai terbiasa sholat 5 waktu meski karena sholat untuk absen. Takut nilai agama kecil. Ikut-ikutan. Dan sebagainya. Karena semua butuh proses.
Perlahan akupun mulai ketergantungan dengan sholat ini, seperti ada hutang bila belum dikerjakan. Aku merasa ada yang kurang kalau belum sholat. Alhamdulillah :'). Karena semua butuh proses.
Saat aku mulai kuliah, aku berniat untuk mencoba berbagai model rambut :D (baca: panjang, pendek, segi, dll) dan rencana itu berubah ketika semua sahabatku mulai memakai jilbab.
Di semester 1 akhir ramadhan, akupun berjilbab karena ikut-ikutan, masih belum tau betapa wajibnya memakai jilbab ini, sampai-sampai Allah mengukir perintahNYA dalam Al-Qur'an. Karena semua butuh proses.
Saat awal kuliah, aku sudah jarang membuka dan membaca Al-Qur'an meski 1 atau 2 ayat, godaan ketika tak lagi hidup berasrama. Kedisiplinan mulai merapuh :'(. Karena semua butuh proses.
Lama-kelamaan akupun menyadari perubahan kebiasaan dahulu, merasa bersalah dan berdosa. Merasa semakin jauh dariNYA. Sungguh membuatku resah dan gelisah. Dan aku mencoba bangkit, membangun kembali pondasi yang telah rapuh. Aku kembali seperti aku yang dulu. Membaca Al-Qur'an, memahami terjemahannya juga, selembar demi selembar. Karena semua butuh proses.
Waktu terus berputar, tanpa bisa menawar, iman kadang naik, kadang turun. Ketika aku rajin mendekatiNYA, aku merasa semakin ingin menggali tentangNYA. Aku tak ingin lagi melanggar aturanNYA. Tak mau lagi menjauh dariNYA. Yah, selangkah aku mendekat, seribu langkah Dia merapat. Karena semua butuh proses.
Ketika aku jatuh cinta, aku telah salah dalam mengaplikasikannya. Mungkin Dia murka atas sikapku yang tidak menjaga hati sebelum ikatan sakral yang suci diatas pernikahan. Hingga aku terluka, sedih dan nilai kuliahkupun turun, akibat banyak waktu yang terbuang sia-sia.
Dan kini aku sadar betapa sayangnya Dia padaku, Dia sadarkan aku, Dia beri cahaya HidayahNYA akan pentingnya menjaga hati karenaNYA. Karena semua butuh proses.
Aku merasa tak tau diri sekali, sehari aku taubat, besoknya aku langgar, kemudian taubat, langgar lagi, dan taubat lagi. Astaghfirullah, betapa baiknya Dia, meski aku tak tau diri, Dia masih mengingatkanku :'). Karena semua butuh proses.
Menurut apa yang kurasakan hingga saat ini, iman itu akan meningkat atas usaha kita sendiri. Atas semua yang kita lakukan. Akupun mulai menghiasi handphoneku dengan lagu-lagu islami, menghiasi facebook, blog, twitter dengan hal-hal yang bermanfaat, mengikuti majlis islami seperti liqa, menonton yang bermanfaat saja, rajin mendengarkan ceramah agama di radio, rajin membaca buku-buku atau catatan yang bisa memompa iman, dll. Yah, iman itu dicari bukan datang sendiri. Karena semua butuh proses.
Ramadhan tahun ini, aku benar-benar merasakan indahnya ramadhan yang sesungguhnya. Alhamdulillah aku masih diberi nikmat usia hingga aku bisa menikmati bulan yang penuh berkah, maghfiroh, hidayah, inayah dan ampunan ini. Aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan usia ini agar aku tak menyesal di kemudian hari. Alhamdulillah, di hari ke-4 puasa, aku telah mengkhatamkan Al-Qur'an meski dari juz 12 akhir. Alhamdulillah, sungguh nikmatnya ramadhan, 1 ayat Al-Qur'an = khatam 1 Al-Qur'an di bulan lain. Subhanallah, betapa baiknya Dia. Karena semua butuh proses.
Di bulan ramadhan ini juga, aku mulai membiasakan untuk tak lagi mengenakan celana jeans yang menampakkan lekak-lekuk tubuh. Bukannya aku ingin dikatakan "sok alim" atau "sok ukhti-ukhti" (^_^). Yah, aku hanya ingin mencoba menutup aurat yang sebenarnya sesuai tuntunan Al-Qur'an dan Al-hadist. Hanya ingin menjadi hambaNYA yang baik, melaksanakan sedikit demi sedikit perintahNYA. Sudah sepatutnya aku mengerjakan perintahNYA, karena terlalu banyak nikmat yang telah Dia berikan kepadaku. Hanya dengan mengerjakan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA-lah caraku bersyukur padaNYA. Lagian semua yang Dia perintahkan adalah yang "terbaik" bagi hambaNYA. Sudah banyak buktinya, sudah banyak penelitian ilmiahnya, bahwa sholat dan puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan, serta termasuk tidak memakai pakaian yang ketat juga telah diteliti bahwa orang yang sering memakai pakaian yang ketat akan terkena berbagai macam penyakit. Subhanallah, betapa baiknya Dia. PeraturanNYA adalah demi kebaikan kita sendiri.
Dan menurutku ga ada alasan yang tepat untuk mengenakan jeans lagi. Aku tak ingin lagi mengorbankan perintahNYA hanya karena alasan : Mengikuti model perkembangan zaman, biar dibilang keren, modis, gaul dalam berpakaian meski pakai jilbab atau biar dibilang jilbab modern atau waaah... biar dibilang sexy. Astaghfirullah. Karena semua butuh proses.
Sungguh aku tak peduli lagi dengan semua orang yang mengatakan bahwa : aku norak, aku lebai, aku kuno, aku ga modis, aku sok alim atau apa, I don't care. Yang penting aku hanya ingin Dia melihat aku, aku ingin Dia sayang aku, aku ingin Dia sudih mendekati aku :'). Bismillah, semoga aku bisa istiqomah meski dengan modal sedikit ilmu dan iman, aku akan berusaha mengamalkan ilmu yang aku miliki, yang tak lain berasal dari ilmuNYA yang subhanallah luas sekali, tak terhitung dan tak terduga oleh akal pikiran ini. Karena semua butuh proses.
Saat ini, saat ramadhan 1432 H, aku meminta kepadaNYA sebaik-baik permintaan. Permohonan terbaik. Semoga aku bisa istiqomah dan hamasah dalam mengarungi semua ujian hidup berikutnya hingga pada akhirnya aku bisa menghadapNYA dengan mengucap "Lailahaillallah".
Semoga Allah selalu membimbingku dan melimpahkan rahmat hidayahNYA padaku. Hingga aku terus berada di jalan yang lurus.
Semoga Allah menetapkan semua kebaikan itu, meneguhkan hatiku untuk selalu taat akan semua syariatNYA.
Aamiin Allahumma Aamiin...
Pada akhirnya aku adalah manusia yang lemah, yang banyak kekurangan, terkadang kokoh, terkadang rapuh...
Memang tidak ada manusia yang sempurna, tetapi setidaknya kita mendekati titik kesempurnaan itu. Misal sempurna itu 1, maka kita akan berusaha menjadi 0,9999... Bukan 0,1 atau 0,2 yang jauh dari nilai 1 :)
Oleh karena itu, aku akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih dan lebih baik lagi...
Dan semua itu butuh proses :))
Saat memasuki SMA, papa menyuruhku untuk menutup aurat, akan tetapi aku belum mau, alasanku belum siap dan ingin menjilbabi hati dahulu. Menurutku, jilbab itu identik dengan kuper, sok alim, dsb. Astaghfirullah. Karena semua butuh proses.
Saat mulai hidup berasrama di SMAN GAUL, aku mulai terbiasa sholat 5 waktu meski karena sholat untuk absen. Takut nilai agama kecil. Ikut-ikutan. Dan sebagainya. Karena semua butuh proses.
Perlahan akupun mulai ketergantungan dengan sholat ini, seperti ada hutang bila belum dikerjakan. Aku merasa ada yang kurang kalau belum sholat. Alhamdulillah :'). Karena semua butuh proses.
Saat aku mulai kuliah, aku berniat untuk mencoba berbagai model rambut :D (baca: panjang, pendek, segi, dll) dan rencana itu berubah ketika semua sahabatku mulai memakai jilbab.
Di semester 1 akhir ramadhan, akupun berjilbab karena ikut-ikutan, masih belum tau betapa wajibnya memakai jilbab ini, sampai-sampai Allah mengukir perintahNYA dalam Al-Qur'an. Karena semua butuh proses.
Saat awal kuliah, aku sudah jarang membuka dan membaca Al-Qur'an meski 1 atau 2 ayat, godaan ketika tak lagi hidup berasrama. Kedisiplinan mulai merapuh :'(. Karena semua butuh proses.
Lama-kelamaan akupun menyadari perubahan kebiasaan dahulu, merasa bersalah dan berdosa. Merasa semakin jauh dariNYA. Sungguh membuatku resah dan gelisah. Dan aku mencoba bangkit, membangun kembali pondasi yang telah rapuh. Aku kembali seperti aku yang dulu. Membaca Al-Qur'an, memahami terjemahannya juga, selembar demi selembar. Karena semua butuh proses.
Waktu terus berputar, tanpa bisa menawar, iman kadang naik, kadang turun. Ketika aku rajin mendekatiNYA, aku merasa semakin ingin menggali tentangNYA. Aku tak ingin lagi melanggar aturanNYA. Tak mau lagi menjauh dariNYA. Yah, selangkah aku mendekat, seribu langkah Dia merapat. Karena semua butuh proses.
Ketika aku jatuh cinta, aku telah salah dalam mengaplikasikannya. Mungkin Dia murka atas sikapku yang tidak menjaga hati sebelum ikatan sakral yang suci diatas pernikahan. Hingga aku terluka, sedih dan nilai kuliahkupun turun, akibat banyak waktu yang terbuang sia-sia.
Dan kini aku sadar betapa sayangnya Dia padaku, Dia sadarkan aku, Dia beri cahaya HidayahNYA akan pentingnya menjaga hati karenaNYA. Karena semua butuh proses.
Aku merasa tak tau diri sekali, sehari aku taubat, besoknya aku langgar, kemudian taubat, langgar lagi, dan taubat lagi. Astaghfirullah, betapa baiknya Dia, meski aku tak tau diri, Dia masih mengingatkanku :'). Karena semua butuh proses.
Menurut apa yang kurasakan hingga saat ini, iman itu akan meningkat atas usaha kita sendiri. Atas semua yang kita lakukan. Akupun mulai menghiasi handphoneku dengan lagu-lagu islami, menghiasi facebook, blog, twitter dengan hal-hal yang bermanfaat, mengikuti majlis islami seperti liqa, menonton yang bermanfaat saja, rajin mendengarkan ceramah agama di radio, rajin membaca buku-buku atau catatan yang bisa memompa iman, dll. Yah, iman itu dicari bukan datang sendiri. Karena semua butuh proses.
Ramadhan tahun ini, aku benar-benar merasakan indahnya ramadhan yang sesungguhnya. Alhamdulillah aku masih diberi nikmat usia hingga aku bisa menikmati bulan yang penuh berkah, maghfiroh, hidayah, inayah dan ampunan ini. Aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan usia ini agar aku tak menyesal di kemudian hari. Alhamdulillah, di hari ke-4 puasa, aku telah mengkhatamkan Al-Qur'an meski dari juz 12 akhir. Alhamdulillah, sungguh nikmatnya ramadhan, 1 ayat Al-Qur'an = khatam 1 Al-Qur'an di bulan lain. Subhanallah, betapa baiknya Dia. Karena semua butuh proses.
Di bulan ramadhan ini juga, aku mulai membiasakan untuk tak lagi mengenakan celana jeans yang menampakkan lekak-lekuk tubuh. Bukannya aku ingin dikatakan "sok alim" atau "sok ukhti-ukhti" (^_^). Yah, aku hanya ingin mencoba menutup aurat yang sebenarnya sesuai tuntunan Al-Qur'an dan Al-hadist. Hanya ingin menjadi hambaNYA yang baik, melaksanakan sedikit demi sedikit perintahNYA. Sudah sepatutnya aku mengerjakan perintahNYA, karena terlalu banyak nikmat yang telah Dia berikan kepadaku. Hanya dengan mengerjakan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA-lah caraku bersyukur padaNYA. Lagian semua yang Dia perintahkan adalah yang "terbaik" bagi hambaNYA. Sudah banyak buktinya, sudah banyak penelitian ilmiahnya, bahwa sholat dan puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan, serta termasuk tidak memakai pakaian yang ketat juga telah diteliti bahwa orang yang sering memakai pakaian yang ketat akan terkena berbagai macam penyakit. Subhanallah, betapa baiknya Dia. PeraturanNYA adalah demi kebaikan kita sendiri.
Dan menurutku ga ada alasan yang tepat untuk mengenakan jeans lagi. Aku tak ingin lagi mengorbankan perintahNYA hanya karena alasan : Mengikuti model perkembangan zaman, biar dibilang keren, modis, gaul dalam berpakaian meski pakai jilbab atau biar dibilang jilbab modern atau waaah... biar dibilang sexy. Astaghfirullah. Karena semua butuh proses.
Sungguh aku tak peduli lagi dengan semua orang yang mengatakan bahwa : aku norak, aku lebai, aku kuno, aku ga modis, aku sok alim atau apa, I don't care. Yang penting aku hanya ingin Dia melihat aku, aku ingin Dia sayang aku, aku ingin Dia sudih mendekati aku :'). Bismillah, semoga aku bisa istiqomah meski dengan modal sedikit ilmu dan iman, aku akan berusaha mengamalkan ilmu yang aku miliki, yang tak lain berasal dari ilmuNYA yang subhanallah luas sekali, tak terhitung dan tak terduga oleh akal pikiran ini. Karena semua butuh proses.
Saat ini, saat ramadhan 1432 H, aku meminta kepadaNYA sebaik-baik permintaan. Permohonan terbaik. Semoga aku bisa istiqomah dan hamasah dalam mengarungi semua ujian hidup berikutnya hingga pada akhirnya aku bisa menghadapNYA dengan mengucap "Lailahaillallah".
Semoga Allah selalu membimbingku dan melimpahkan rahmat hidayahNYA padaku. Hingga aku terus berada di jalan yang lurus.
Semoga Allah menetapkan semua kebaikan itu, meneguhkan hatiku untuk selalu taat akan semua syariatNYA.
Aamiin Allahumma Aamiin...
Pada akhirnya aku adalah manusia yang lemah, yang banyak kekurangan, terkadang kokoh, terkadang rapuh...
Memang tidak ada manusia yang sempurna, tetapi setidaknya kita mendekati titik kesempurnaan itu. Misal sempurna itu 1, maka kita akan berusaha menjadi 0,9999... Bukan 0,1 atau 0,2 yang jauh dari nilai 1 :)
Oleh karena itu, aku akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih dan lebih baik lagi...
Dan semua itu butuh proses :))